Media Xpresi !
Fasihion, Kuliner, dan Kriya menjadi sektor unggulan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai profil usaha subsektor berdasarkan sensus ekonomi 2016, ungkap Kepala Bekraf Triawan Munaf yang didampingi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto di Hotel papandayan Bandung, dalam acara ” Rapat Koordinasi Teksnis Penyusunan data Statistik Ekonomi Kreatif Tahun 2017″, Kamis (6/7/2017)
Bekraf kembali menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) dalam membangun data statistik ekonomi kreatif tahun 2017 untuk memperkaya data mengenai ekonomi kreatif Indonesia, kerjasama ini ditandai dengan rapat pembahasan di awal kegiatannya.
Menurut Triawan Ekonomi kreatif baru tapi sangat penting dan bisa menjadi lokomotiv baru dalam menggerakan perekonomian Indonesia.
Selain fashion, kuliner, dan kriya/kerajinan, subsektor lain yang peningkatannya sangat pesat adalah Musik, Film , dan Games/Aplikasi, bahkan aplikasi Gojek hasil karya anak muda Indonesia bisa menghasilkan Rp.25 trilyun mengalahkan keuntungan Maskapai Penerbangan Garuda milik nasional, dan Fashion berupa busana Muslim Indonesia sudah menjadi trendsetter dunia kata Triawan.
Bekraf dan BPS tahun ini, akan menambahkan jumlah cakupan data yang disusun. Di antaranya profil usaha subsektor berdasarkan Sensus Ekonomi 2016, penyediaan Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI), data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan tabel input-output (I-O).
Dalam kesempatan tersebut Suhariyanto, menandaskan Tahun 2015, sektor ekonomi kreatif sendiri telah berkontribusi sebanyak 7,38% terhadap total perekonomian nasional.
Sedangkan dari sisi tenaga kerja, sektor ekonomi kreatif mampu menyerap 13,9% dari total tenaga kerja. Atau sebanding dengan 15,9 juta tenaga kerja,
Tahun ini, subsektor primadona tersebut pemantauannya tetap dijaga. Sedangkan subsektor musik, film, dan aplikasi & game, menjadi tantangan yang perlu ditaklukan, kalo bisa mengalahkan gempuran produk Cina/Tiongkok yg sudah menyerbu dunia, pungkas kepala Bekraf.
#deetje