MediaXpresi !
CIMAHI – Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 13 Cimahi sidak dua industri tekstil di wilayah Cimahi selatan, diantaranya PT Benang Warna Indonusa dan PT How Are You Indonesia. Kedua pabrik menggunakan aliran sungai yang berbeda dalam membuang limbahnya.
Sidak pertama di PT Benang Warna Indonusa yang memanfaatkan aliran sungai Cimahi, Satgas Subsektor 21-13 melakukan pengecekan ulang, karena sekitar 2 minggu yang lalu lubang pembuangan limbah perusahaan ini ditutup oleh satgas. Lantaran kedapatan buang limbah kotor pada saat satgas melakukan patroli sungai malam hari.
Setelah melakukan pengecekan secara seksama, mulai dari proses pengolahan limbah hingga outlet pengolahan akhir, satgas sektor 21 memutuskan untuk membuka lokalisir (coran) pada lubang saluran pembuangan pabrik.
“Setelah dilakukan pengecekan ulang, hasil proses perbaikan dari perusahaan dengan kondisi ipal, terpantau ada ikan yang hidup dan air limbah sudah bening. Atas dasar pengamatan dilapangan secara langsung, diputuskan bahwa tutupan coran dibuka kembali,” ujar Serda Ahmad, Dansubsektor 21-13, Jumat (2/8/19).
Sementara pihak perusahaan melalui Manager Umum Heny, beralasan bahwa sebenarnya temuan yang hitam pada malam itu adalah air dari drainase. Karena saluran drainase dan limbah digabung menjadi satu.
“Saran dari dansektor untuk membuat dua saluran terpisah satu untuk Ipal dan satu lagi untuk drainase dan kami sudah melakukannya,” ujar Heny.
Pihak manajemen PT Benang Warna Indonusa, kata Heny, berkomitmen untuk siap dan mendukung program citarum harum, “dan untuk kedepannya kami dari PT benang warna komitmen selalu menjaga air pembuangan dari Ipal akan selalu bening dan ikan bisa hidup didalamnya,” janjinya.
Di lokasi sidak pabrik yang kedua, PT How Are You Indonesia memanfaatkan aliran sungai Cibabat, Nanjung untuk pembuangan limbahnya, Satgas Subsektor 21-13 didampingi petugas IPAL pabrik mengecek satu persatu proses pengolahan limbah perusahaan.
Setelah beberapa waktu melakukan pengamatan lapangan, Dansubsektor 21-13 Serda Ahmad mengatakan bahwa proses pengolahan tertata dengan baik, serta hasil olahan limbah dinilai cukup baik. “Karena selain warna air limbah cukup jernih, ikan yang ditanam di bak sebelum pembuangan hidup,” ujarnya.
Meski begitu, Satgas memberikan saran kepada pihak perusahaan untuk menenam ikan lebih besar, agar lebih terlihat lagi bahwa limbah yang dihasilkan aman bagi ekosistem dan lingkungan.
Pihak pabrik, Yeti Wiradinata melalui Tri Wahyudi selaku Kepala Utility menyampaikan bahwa selama ini akan terus komitmen menjaga hasil pengolahan. Untuk meningkatkan pengolahan limbah, perusahaan telah menambah mesin press Sludge, dan meningkatkan kapasitas penampungan B3 lebih besar.