Menteri Agama Lakukan Mou Dukung Program Peduli Thalasemia

News18 views

Mediaxpresi.com|Jakarta – Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) berkolaborasi dengan Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) dan Yayasan Thalassaemia Indonesia (YTI) melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Program Peduli Thalasemia, bertempat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat 25 April 2025.

Penandatangan MoU dilakukan oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) diwakili oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, yang juga merupakan Menteri Agama RI, bersama Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI) diwakili Dr. APT. Adang Firmansyah, M.SI dan Yayasan Thalassaemia Indonesia (YTI) diwakili oleh Oktariono Hendratama.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing lembaga, tokoh masyarakat, serta para penyandang thalassemia. Acara ditutup dengan peluncuran simbolis program skrining dan edukasi thalassemia bagi pelajar dan masyarakat umum.

Dalam pelaksanaan tahap awal, program ini menargetkan 3.000 peserta yang akan mendapatkan layanan skrining genetik dan edukasi pencegahan.

Program Peduli Thalasemia merupakan bentuk nyata komitmen bersama dalam merespons meningkatnya jumlah penyandang thalassemia di Indonesia, yang menurut data tahun 2024 telah mencapai lebih dari 13.000 kasus, dengan konsentrasi tertinggi berada di Provinsi Jawa Barat, khususnya Kota Bandung.

Dalam sambutannya, Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menegaskan pentingnya masjid sebagai pusat edukasi dan layanan sosial masyarakat, termasuk dalam isu kesehatan.

“Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat peradaban dan kepedulian terhadap sesama. Kami berharap kolaborasi ini membawa dampak nyata bagi generasi muda bangsa,” ujarnya.

Fokus Utama Kolaborasi
Penandatanganan MoU ini menjadi tonggak sinergi lintas sektor dengan lima fokus utama, yaitu:
1. Edukasi dan Sosialisasi Publik – Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang thalassemia dan cara pencegahannya, terutama di daerah dengan tingkat prevalensi tinggi.
2. Deteksi Dini melalui Skrining Genetik – Menyasar remaja dan pasangan usia subur, khususnya yang memiliki riwayat thalassemia dalam keluarga.
3. Penyediaan Konseling Genetik – Membantu individu dan pasangan dalam pengambilan keputusan terkait perencanaan keluarga secara tepat dan beretika.
4. Dukungan Riset dan Pengembangan – Mengembangkan terapi yang lebih baik melalui penelitian ilmiah, termasuk penggunaan adjuvant herbal BRAZ 131 untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang thalassemia.
5. Mobilisasi Dukungan Pembiayaan – Melibatkan dana CSR dari dunia usaha dan kontribusi masyarakat untuk menjamin keberlangsungan program.

Penandatanganan PKS implementatif , Sebagai wujud implementasi teknis dari MoU, dilakukan pula penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara:
• Istiqlal Halal Center (IHC) mewakili Masjid Istiqlal,
• Thalassemia Research Center mewakili Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, dan
• Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (POPTI) mewakili Yayasan Thalasemia Indonesia.

Integrasi Inovatif Halal dalam Ekosistem Kesehatan
Sebagai institusi yang berkomitmen terhadap penguatan ekosistem halal nasional, Istiqlal Halal Center menghadirkan pendekatan inovatif halal dalam mendukung program kesehatan, melalui:
• Penerapan prinsip halal dan thayyib pada produk herbal pendukung terapi thalassemia seperti BRAZ 131, memastikan keamanan, kehalalan, dan kebermanfaatan produk.
• Sinergi riset dan inovasi halal di bidang farmasi, yang menekankan aspek etika, kemaslahatan, dan keberlanjutan.
• Peningkatan literasi halal kesehatan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan, guna memperluas pemahaman tentang pentingnya produk dan layanan kesehatan yang sesuai syariah.

Sementara Direktur IHC, H. Nur Khayin Muhdlor, Lc., M.E., menyatakan bahwa pihaknya ingin menjadi pelopor pencegahan lahirnya generasi baru penderita thalassemia.

“Kami ingin menjadi pelopor dalam pencegahan lahirnya generasi baru penderita thalassemia. Program ini bukan sekadar langkah medis, tetapi sebuah gerakan kemanusiaan yang menyatukan iman, ilmu, dan aksi sosial dalam ekosistem halal yang berdaya guna,” katanya.

Dukungan CSR dan Ajakan Kolaborasi Program ini mendapatkan dukungan awal dari PT Pos Indonesia dan JNE melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), yang turut membiayai kegiatan skrining dan edukasi masyarakat. Keterlibatan sektor logistik dan BUMN membuktikan bahwa isu kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama.

Program Peduli Thalasemia terbuka bagi kolaborasi lebih luas.

Kami mengundang institusi pendidikan, pelaku usaha, lembaga filantropi, serta masyarakat umum untuk turut ambil bagian melalui dukungan, kontribusi, maupun keterlibatan aktif lainnya.

Bersama, kita wujudkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan bebas thalassemia dalam ekosistem halal yang inovatif dan inklusif.

Bio Penulis