Media Xpresi!
Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo dan Bupati Kabupaten Bandung Dadang Naser gelar silaturahmi bersama masyarakat aliran sungai citarum, komunitas penggiat dan peduli lingkungan, perangkat desa, tokoh agama dan budaya di Desa Kertasari, Kab. Bandung, (3/12). Silaturahmi yang dilakukan Pangdam Siliwangi adalah mendengar ide, gagasan dan dinamika dari masyarakat maupun pihak yang selama ini fokus melakukan sesuatu untuk kelestarian ekosistem daerah aliran sungai citarum.
Dalam kegiatan silaturahmi tersebut, masing masing pihak diberikan waktu untuk memberikan pemaparan pandangan tentang kondisi sungai citarum serta gagasan yang sudah dilakukan maupun usulan yang akan dikerjakan kedepan. Dari paparan yang diungkapkan oleh berbagai pihak, banyak hal dan informasi yang dapat dijadikan masukan bagi program yang sedang diformulasikan oleh Kodam III Siliwangi untuk mengembalikan kelestarian sungai citarum.
Pangdam III Siliwangi Doni Monardo mengatakan usulan program Kembalikan Citarum Harum telah diterima pihak kementrian terkait, kata Doni, hal ini penting karena program ini harus memiliki payung hukum, agar dalam pelaksanaan program ini tidak menabrak kewenangan yang ada, tegas Pangdam.
Pangdam III Siliwangi melalui silaturahmi itu menyampaikan pandangan dan rencana programnya didepan seluruh masyarakat hulu sungai citarum dan undangan yang hadir mengungkapkan rasa bangga dan terimakasih bagi semua pihak yang sampai hari ini konsisten memberikan kontribusi nyata dalam melindungi lingkungan, khususnya terhadap pencemaran daerah aliran sungai citarum. Baginya momen pertemuan ini sangat berguna bagi semua pihak yang ingin mengembalikan kelestarian sungai citarum. Dari semua yang dipaparkan oleh berbagai elemen, mulai dari pemerintah daerah, polri, komunitas lingkungan, BPDAS citarum, Perhutani, PTPN, Tokoh budaya, Tokoh agama, lembaga masyarakat desa hutan dan masyarakat hulu sungai, telah menunjukkan semangat dan tujuan yang sama dalam mengembalikan sungai citarum harum demi mempersiapkan sumber daya manusia yang sehat dan unggul.
Diakui Doni, menyelesaikan problem sungai citarum dari kerusakan ini bukanlah hal yang mudah, tapi dirinya yakin dengan melihat semangat dan kesamaan tujuan melalui silaturahmi ini mampu memberikan titik terang dalam menyelesaikan kerusakan terhadap daerah aliran sungai citarum. “Berapapun biaya yang dikeluarkan, waktu yang dihabiskan, akan menjadi percuma jika tidak melakukan kerjasama, untuk itu dibutuhkan program satu komando”, ujar Pangdam.
Sebelum menerangkan program yang akan dilakukan, Pangdam Doni Monardo mengajak untuk kembali mengingat sejarah bahwa leluhur sunda sangat menghargai “ci” yang berarti air, hanya di jawa barat, kata Doni, sebagian besar penamaan wilayah menggunakan awalan “ci”. Selain “ci” ada juga “ki” (pohon), kedua-duanya oleh para leluhur sangat dijaga dan dilindungi keberadaan dan kelestariannya dilihat dari bagaimana memperlakukan dengan mengabadikan di setiap penamaan wilayah menggunakan kata “ci” dan “ki”. “Saat ini, kemana air?kemana pohon?” tukas Pangdam.
Untuk itu, mustahil bagi dirinya untuk bisa menyelesaikan kerusakan sungai citarum jika tidak diselesaikan dan diperjuangkan secara bersama-sama, kata Pangdam, diperlukan semua unsur terlibat dalam melaksanakan penyelesaian kerusakan ini. Dibutuhkan keterlibatan dari Ulama, tokoh masyarakat, tokoh seniman dan budaya, akademis, penggiat lingkungan dan khususnya masyarakat aliran sungai citarum.
Sebelum program kembalikan harum citarum disetujui oleh Menko Kemaritiman, Kodam III Siliwangi telah menerjunkan pasukannya untuk membenahi pencemaran dan kerusakan yang terjadi di hulu sungai citarum tepatnya di Situ Cisanti, Kab. Bandung. Sejak 10 hari yang lalu prajurit Kodam Siliwangi melakukan pembersihan sampah, mengangkat sedimentasi serta penanaman bibit tanaman vetiver yang berguna menjaga tanah pinggiran sungai dari erosi dan sedimentasi. Hal ini dijelaskan Kapendam III Siliwangi Kol. Arh. Desi Ariyanto bahwa sebelum pasukan diterjunkan ke hulu sungai citarum, kondisi situ cisanti sebagai hulu sungai telah mengalami sedimentasi dan pencemaran sampah plastik, selain itu banyak lahan hutan sekitar hulu sungai yang berubah menjadi lahan tanaman kebun, “kondisi saat ini sudah lebih baik setelah tim prajurit diterjunkan, tak ada lagi sampah, pendangkalan hulu karena sedimentasi sudah dilakukan pengerukan dan keliling situ ditanami tanaman vetiver sebagai penahan tanah dibibir sungai”, jelasnya.
“Selain sedimentasi dan sampah, kita bisa lihat lima puluh sampai seratus meter radius lahan hutan situ cisanti sudah banyak berubah menjadi lahan kebun, Sementara ini sesuai perintah pangdam, pasukan akan tetap ada disini untuk memberi edukasi kepada masyarakat untuk tidak berbuat yang dapat mencemari hulu sungai citarum”, pungkas Kepala penerangan Kodam Siliwangi, Kol M. Desi Ariyanto
Komentar