“Lamun aing geus euweuh mareungan sia, tuh deuleu tingkah pola maung”. (Kalau saya sudah tidak lagi menemani kamu, maka, lihatlah perilaku maung).
Inilah yang disebut dengan wangsit Siliwangi. Satu tuturan Bahasa asli Sunda yang kesannya kasar untuk diucapkan seorang raja.
Ia menuturkan kalimat dimaksud. Namun harus dicatatkan bahwa sebelum kekuasaan Mataram berkembang sampai ke wilayah Padjajaran, dalam sejarah Basa Sunda, kelompok masyarakat ini tidak mengenal feodalisme Bahasa. Hal ini terlihat dari penuturan Eyang Prabu di atas.
Dahulu di tanah Pasundan ada sebuah Kerajaan Pajajaran dengan rajanya yang bergelar PRABU SILIWANGI, selama memerintah Prabu Siliwangi terkenal arif, bijaksana, berani, gigih, ulet dan pantang menyerah membangun kerajaan dan masyarakatnya dan selama memimpin tersebut ada Harimau yang selalu mengikuti kemanapun Prabu Siliwangi pergi.
Beberapa hari terakhir sempat viral di jagad media sosial adanya patung Harimau/Macan yang mukanya lucu
Kini patung Harimau telah digantikan dengan “Maung” atau Harimau yang dapat memperlihatkan keluhuran nilai nilai yang telah diwariskan oleh nenek moyang Jawa Barat, ungkap Kapendam III/Siliwangi Letkol ARH M Desi Ariyanto .
“Mengaumlah tuk kejayaan Jawa Barat”……
Komentar